Kamis, 02 Februari 2012

Kista


BAB I PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Di era globalisasi sekarang ini masyarakat di Indonesia dituntut untuk serba cepat, diantaranya dalam hal ekonomi, informasi dan kesehatan. Bukan hal yang tak lazim lagi apabila sekarang ini wanita Indonesia yang telah berkarir dalam bidangnya masing-masing. Tuntutan rutinitas pekerjaan yang begitu padat serta menyita waktu terkadang menjadi alas an banyaknya wanita searang ini sulit menjaga kesehatan.
Wanita zaman sekarang ini bisa dibilang memiliki pola hidup yang kurang baik, seperti tidak rutin berolahraga, tidak mengatur pola makan yang baik, serta mudah stress, semua itu merupakan  pola hidup yang kurang sehat yang dapat mengakibatkan sesorang mudah diserang panyakit. ada sebuah penyakit yang terbilang cukup menarik untuk diketahui oleh setiap  wanita khususnya yang berusia produktif yaitu penyakit kista.
Kista memiliki beberapa jenis diantaranya adalah kista folikel, kista korpus luteum, kista dermona, kista dermoid, kista lutein, kista coklat (endometriosis), dll.  Penyakit ini terbilang cukup unik dan mengundang perhatian, tidak sedikit juga wanita di Indonesia mengenal penyakit ini, tetapi tidak sedikit pula wanita yang terkesan acuh tak acuh  dalam menganggulangi atau menyikapi penyakit ini, hal ini terjadi kerena sumber maupun informasi yang ada tentang penyakit ini masih kurang, sehingga banyak wanita bereaksi kurang tanggap akan bahaya penyakit ini, ini terbukti melalui peningkatan penderita penyakit ini dan hamper 25% penderita penyakit ini meninggal dunia.
B.       Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat kita ketahui  bahwa penyakit kista memiliki beberapa jenis,  karena waktu yang sangat singkat maka penulis membatasi masalah ini pada garis-garis besar penyakit kista.

C.       Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah adalah sebagai berikut:
1.      Dapat membarikan informasi tentang penyakit kista khususnya bagi penulis  dan setiap wanita pada umumnya.
2.      Dapat menjadi refrensi bagi penulis dan tenaga medis dalam mengambil tidakan keperawatan.

BAB II PEMBAHASAN
A.      Defenisi
Penyakit kista merupakan penyakit yang menyerang kaum perempuan. Kista sendiri merupakan benjolan yang berisi cairan yang berada di indung telur. Penyakit ini merupakan penyakit tumor jinak, karena kebanyakan penanganannya tidak melalui operasi besar. Namun berdasarkan tingkatan keganasan, penyakit kista dapat dibagi menjadi dua macam:
1.         Kista non-neoplastik, yang sifatnya jinak dan biasanya akan mengempis sendiri setelah 2 hingga 3 bulan.
2.         Kista neoplastik, kista ini umumnya harus dioperasi, namun hal itu pun tergantung pada ukuran dan sifatnya
Menurut Dr. dr. T. Z.Jacoeb, SpOG-KFER, kista tidak hanya dapat tumbuh di ovariom atau indung telur wanita saja, tetapi juga dapat tumbuh di paru-paru, usus dan bahkan di otak. Penyakit kista dapat disebabkan oleh polusi udara dan debu.
Adanya dioksin dari asap pabrik dan pembakaran gas bermotor dapat menurunkan daya tahan tubuh manusia yang kemudia akan membantu tumbuhnya kista. Selain itu dari faktor makanan, lemak berlebih atau lemak yang tidak sehat akan mengakibatkan zat-zat lemak tidak dapat dipecah dalam proses metabolisme sehingga akan meningkatkan hormon testosteron.

Ada 4 macam kista indung telur. Kista fungsional, dermoid, cokelat (endometriosis) dan kista kelenjar (cystadenoma). Sampai saat ini masih belum diketahui bagaimana terjadinya kista. Biasanya tumbuh sangat pelan dan sering terjadi keganasan pada umur lebih 45 tahun. Dari keempat kista ini yang paling banyak dan justru sering mengecil sendiri seiring dengan membaiknya keseimbangan hormonal adalah kista fungsional.
Penyakit kista juga dapat dikatakan penyakit degeneratif atau keturunan. Jika orang tua atau nenek anda pernah menderita penyakit kista atau mioma, maka dapat dipastikan anda termasuk salah satu keturunan pembawa sifat penyakit kista.
Namun pembawa sifat bukan berarti penderita penyakit kista, anda dapat mencegah timbulnya penyakit kista dengan gaya hidup sehat. Hindari makanan-makanan berlemak tinggi, rajinlah berolah raga serta konsumsilah makanan dan minuman yang mengandung antioksidan. Karena antioksidan dapat menangkal radikal bebas dari polusi debu dan udara.
Walau pun peynyakit kista termasuk penyakit jinak, tatapi penyakit ini memiliki potensi untuk menjadi penyakit ganas. Dan apabila sudah menjadi seperti itu maka harus ditangani serius. Meskipun toh belum ganas, kista jika terplintir akan mengakibatkan rasa sakit yang sangat perih.
Beberapa gejala timbulnya penyakit kista adalah rasa nyeri sewaktu haid, nyeri perut bagian bawah, sering merasa ingin buang air besar atau kecil, dan pada keadaan yang sudah lanjut dapat teraba benjolan pada daerah perut. Dan jika kista pecah, misalnya saat berhubungan seksual, penderita akan merasa nyeri yang bertambah bila melakukan aktivitas fisik berat.
B.       Jenis –jenis Kista
1.         Kista Serosum
·           Berisi cairan bening, bentuk seperti buah yang bertangkai dan warnanya seperti perasan air kunyit
·           Bersarang di indung telur (ovarium)
·           Pembesaran kista ini dipengaruhi oleh siklus haid
·           Jika terjadi kehamilan sementara ada kista serosum, kista bisa saja terdesak dengan pertumbuhan janin yang semakin membesar. Akibatnya bisa terjadi terpelintirnya tangkai kista dan menyebabkan sakit yang sangat.
2.         Kista Musinosum
·         Kista ini berisi cairan lendir yang kental dan lengket, bentuknya menyerupai ingus tapi sifat pelekatannya mirip dengan tepung kanji.
·         Penanganan kista musinosum harus hati-hati dan seksama agar tidak pecah. Bila pecah, cairan lengket akan membuat lengket organ-organ yang ada di dalam perut. Hal ini berbahaya karena bisa membuat usus saling menempel dan kista semakin sulit diambil.
3.         Kista Dermoid
·         Bentuk cairan kista seperti mentega.
·         Kandungannya tidak hanya berupa cairan tetapi ada juga partikel lain seperti rambut, gigi, tulang atau sisa-sisa kulit.
·         Dermoid timbul dari sisa-sisa sel embrio yang terpental ke organ genital sewaktu yang bersangkutan masih dalam kandungan.
·         Seperti halnya kista musinosum, kista dermoid pun penanganannya harus hati-hati. Jika pecah maka cairan di dalamnya seperti rambut, gigi atau tulang, bisa masuk ke perut dan menimbulkan sakit luar biasa.

4.         Kista Endometriosis
·         Kista ini berasal dari sel-sel selaput perut yang disebut peritoneum.
·         Penyebabnya karena infeksi kandungan menahun, misalnya keputihan yang dibiarkan. Sehingga kuman-kuman masuk ke selaput perut melalui saluran indung telur.
·         Infeksi tersebut melemahkan daya tahan selaput perut, sehingga mudah terserang penyakit.
·         Ketika haid tidak semua darah haid keluar mealui lubang vagina, tetapi ada yang memercik ke rongga perut. Kondisi ini merangsang sel-sel rusak yang ada di selaput perut, sehingga bisa menimbulkan penyakit baru yang dinamakan endometriosis.
·         Endometriosis sering disebut tumor jinak, karena penyusupannya yang perlahan.
·         Endometriosis tumbuh di lapangan perut dan pelan-pelan menyebar ke hamper semua organ. Seperti usus, paru, hati, otot rahim, mata dan otak. Tetapi tempat bersarang yang paling sering adalah pada diding rahim.
·         Tak heran kalau penderita endometriosis mengalami sakit yang sangat ketika haid, karena indung telur membengkak ketika haid.
5.         Kista korpus luteum
·         Bilamana lonjakan LH terjadi dan sel telur dilepaskan, rantai peristiwa lain dimulai.
·         Folikel kemudian bereaksi terhadap LH dengan menghasilkan hormon estrogen dan progesteron dalam jumlah besar sebagai persiapan untuk pembuahan.
·         Perubahan dalam folikel ini disebut korpus luteum. Tetapi, kadangkala setelah sel telur dilepaskan, lubang keluarnya tertutup dan jaringan-jaringan mengumpul di dalamnya, menyebabkan korpus luteum membesar dan menjadi kista.
·         Meski kista ini biasanya hilang dengan sendiri dalam beberapa minggu, tetapi kista ini dapat tumbuh hingga 4 inchi (10 cm) diameternya dan berpotensi untuk berdarah dengan sendirinya atau mendesak ovarium yang menyebabkan nyeri panggul atau perut. Jika kista ini berisi darah, kista dapat pecah dan menyebabkan perdarahan internal dan nyeri tajam yang tiba-tiba.
6.         Kista folikular
·         Folikel sebagai penyimpan sel telur akan mengeluarkan sel telur pada saat ovulasi bilamana ada rangsangan LH (Luteinizing Hormone).
·         Pengeluaran hormon ini diatur oleh kelenjar hipofisis di otak. Bilamana semuanya berjalan lancar, sel telur akan dilepaskan dan mulai perjalannya ke saluran telur (tuba falloppi) untuk dibuahi. Kista folikuler terbentuk jika lonjakan LH tidak terjadi dan reaksi rantai ovulasi tidak dimulai, sehingga folikel tidak pecah atau melepaskan sel telur, dan bahkan folikel tumbuh terus hingga menjadi sebuah kista.
·         Kista folikuler biasanya tidak berbahaya, jarang menimbulkan nyeri dan sering hilang dengan sendirinya antara 2-3 siklus haid.
7.         Kista Denoma
·         Kista yang berkembang dari sel-sel pada lapisan luar permukaan ovarium, biasanya bersifat jinak.
·         Kistasenoma dapat tumbuh menjadi besar dan mengganggu organ perut lainnya dan menimbulkan nyeri.
8.         Kista Polikistik ovarium
·         Ovarium berisi banyak kista yang terbentuk dari bangunan kista folikel yang menyebabkan ovarium menebal.
·         Ini berhubungan dengan penyakit sindrom polikistik ovarium yang disebabkan oleh gangguan hormonal, terutama hormon androgen yang berlebihan.
·         Kista ini membuat ovarium membesar dan menciptakan lapisan luar tebal yang dapat menghalangi terjadinya ovulasi, sehingga sering menimbulkan masalah infertilitas.
C.       Penyebab
Hingga kini penyebab kista belum diketahui secara pasti. Dugaan sementara, karena faktor genetik. Bila orangtuanya ada kista atau tumor, kernungkinan ia terserang kista,” kata dokter alumnus University of Paris, Perancis itu. Makanan mengandung hormon dan kolsterol -makanan cepat saji kaya hormon estrogen- juga memicu kista endometriosis. Begitu pula kebiasaan mengkonsumsi makanan yang mcngandung radikal bebas. Dampaknya, menurunkan antioksidan dalam tubuh sehingga imunitas berkurang.
Pola hidup juga memicu kista. Contohnya, merokok menyebabkan perubahan genetik dalam sel. Menurut Sidi, kista terjadi karena sumbatan dan peradangan. Akibat sumbatan kolesterol pada saluran tertentu, sel-sel tumor tumbuh di tempat itu. Jika karena peradangan pada sel kelenjar terjadi sekresi berlebih. Sayangnya, gejala tidak tampak pada fisik seseorang. Oleh karena itu kista kerap ditemukan secara kebetulan lewat pemeriksaan USG.

D.      Gejala
Kista dapat memberikan berbagai keluhan seperti nyeri sewaktu haid, nyeri perut bagian bawah, sering merasa ingin buang air besar atau kecil, dan pada keadaan yang sudah lanjut dapat teraba benjolan pada daerah perut. Untuk jenis kista folikel, biasanya tidak memberikan rasa nyeri. Sehingga kebanyakan penderita tidak menyadarinya. Namun, jika kista pecah, misalnya saat berhubungan seksual, penderita akan merasa nyeri yang bertambah bila melakukan aktivitas fisik berat.
Tidak seperti kista folikel, kista korpus luteum umumnya memberikan nyeri hanya pada satu sisi dari perut bagian bawah. Penderita juga mengalami perubahan pola haid, misalnya terlambat haid atau pendarahan diantara periode haid. Pendarahan vagina yang hebat dan tidak teratur jika berlangsung kronik dapat berakibat pada anemia. Nyeri perut yang timbul biasanya hebat dan dapat disertai mual dan muntah. Pembesaran perut juga sering terjadi pada beberapa jenis kista yang cenderung tumbuh makin besar.
Selain pada ovarium, kista dapat juga tumbuh di vagina dan daerah vulva (bagian luar alat kelamin wanita). Kista yang tumbuh di daerah vagina, antara lain inklusi, ductus gartner, endometriosis, dan adenosis. Sedangkan kista yang tumbuh di daerah vulva, antara lain pada kelenjar bartholini, kelenjar sebasea, serta inklusi epidermal.
Kista umumnya tidak disertai dengan keluhan atau gejala spesifik. Keluhan biasanya akan muncul jika ukuran kista sudah membesar dan letaknya mengganggu organ lain di sekitarnya. Jika si penderita menekan saluran kemih, usus, saraf, atau pembuluh darah besar di sekitar rongga panggul, maka?akan menimbulkan keluhan berupa susah buang air kecil dan buang air besar, gangguan pencernaan, kesemutan, atau bengkak pada kaki.
Kista memang tumor yang jinak, namun 20-30% kista dapat berpotensi menjadi ganas. Keadaan itu ditandai dengan terjadinya pembesaran tumor dalam waktu singkat sehingga memicu tumbuhnya kanker.
Pasalnya, sampai sekarang belum diketahui secara pasti faktor-faktor penyebab tumbuhnya kista dalam tubuh seorang wanita dan cara pencegahannya pun belum terungkap dengan jelas. Ada penelitian yang menyatakan bahwa penyebab terbentuknya kista pada ovarium adalah gagalnya sel telur untuk berovulasi. Dalam siklus reproduksi, satu sel telur dalam ovarium wanita setiap bulannya akan mengalami ovulasi, yaitu keluarnya inti sel telur dari folikel untuk kemudian ditangkap serabut fimbria dan ditempatkan di saluran ovarium, dan siap dibuahi jika bertemu sperma. Folikel yang sudah kehilangan inti sel telur itu disebut dengan corpus luteum, yang secara normal akan mengalami degenerasi dan hilang diserap tubuh.
Namun, ada kalanya proses keluarnya inti sel telur dari dalam folikel gagal terjadi. Sel telur yang gagal berovulasi tersebut lama-kelamaan dapat berubah menjadi kista. Selain itu, dapat pula terjadi kegagalan penyerapan corpus luteum oleh tubuh. Keadaan itu dapat pula berpotensi menyebabkan kista.
Selain disebabkan oleh kelainan pada sel telur (folikel), kista di ovarium juga dapat tumbuh begitu saja. Kista semacam itu terdiri atas selaput yang berisi darah kental dan sering disebut sebagai endometriosis.
Seiring dengan berjalannya waktu, kista akan terus mengalami pembesaran. Dalam jangka waktu tertentu, kista terus tumbuh hingga diameternya mencapai puluhan sentimeter. Sebenarnya tidak ada patokan mengenai ukuran besarnya kista sehingga berpotensi untuk pecah. Pecahnya kista dapat menyebabkan pembuluh darah menjadi rusak dan menimbulkan terjadinya perdarahan yang dapat berakibat fatal.

E.       Diagnosa
1.         Abdominal ultrasound
2.         Abdominal MRI
3.         Biopsy of the ovary
4.         Estrogen level
5.         Fasting glucose and insulin levels
6.         FSH levels
7.         Male hormone (testosteron) levels
8.         Urine 17-ketosteroids
9.         Vagina ultrasounds
10.     Tes darah yang dilakukan:
·           Pregnancy test (serum HCG)
·           Proactin levels
·           Throd function test
F.        Pencegahan
Sebagai wanita seharusnya dapat mencegah agar dirinya tidak mempunyai kista dalam peranakannya. Upaya yang dapat dilakukan adalah :
1.      Menghindari atau membatasi faktor pemicu terjadinya kista.
2.      Mengetahui secara dini penyakit ini, sehingga penderita tidak memasuki stadium yang terlalu berbahaya dan pengobatan yang diberikan masih memberikan hasil yang baik dengan komplikasi yang minimal. Upaya tersebut adalah dengan melakukan pemeriksaan secara berkala yang meliputi :
·         Pemeriksaan klinis ginekologik untuk mendeteksi adanya kista atau pembesaran ovarium lainnya.
·         Pemeriksaan USG, bila perlu dengan alat Doppler untuk mendeteksi aliran darah.
·         Pemeriksaan petanda tumor (tumor marker) Pemeriksaan CT-Scan / MRI bila dianggap perlu
Pemeriksaan diatas sangat dianjurkan terutama terhadap wanita yang mempunyai resiko akan terjadi kanker ovarium, yaitu :
·         Wanita yang haid pertama lebih awal dan menopause lebih lambat
·         Wanita yang tidak pernah atau sulit hamil
·         Wanita dengan riwayat keluarga menderita kanker ovarium
·         Wanita penderita kanker payudara dan kolon
Jadi, bagi para wanita, bila terdapat gangguan-gangguan yang berhubungan dengan organ-organ reproduksi Anda, seperti siklus menstruasi yang tidak teratur dan lainnya, segera perisakan diri Anda kepada dokter dan jagalah tubuh Anda, terutama peranakan Anda agar Anda tidak mengalami momok yang hampir semua wanita sangat menakutinya dengan melakukan pemeriksaan secara rutin organ reproduksi  kepada dokter Anda.
G.      Pengobatan
Pengobatan yang dilakukan untuk perempuan penderita kista tergantung dengan gejala yang timbul.
1.         Birth control pills
2.         Clomiphene citrate
3.         Flutamide
4.         Spironolactone
Perawatan dengan clomiphene citrate akan menyebabkan pituitary gland meningkatkan produksi HSF. Ini akan membantu sel telur menjadi matang dan dapat dialirkan menuju ovarium. Sering kali seorang perempuan membutuhkan obat-obatan yang kuat untuk memicu kehamilan.
Untuk perempuan yang mengalami kista, mereka juga berrisiko terkena diabetes mellitus. Oleh karena itu pengobatan dengan glucophane (metformin) akan diberikan untuk membuat sel-sel lebih sensitif menghasilkan insulin, yang menyebabkan proses ovulasi kembali normal.
Mengurangi berat badan dengan diet akan sangat membantu untuk mengurangi tingginya kadar insulin di dalam darah.


BAB III PENUTUP
A.      Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas penulis menyimpulkan
1.         Kista merupakan penyakit tumor jinak yang menyerang kaum wanita
2.         Tidak ada patokan mengenai ukuran besarnya kista sehingga berpotensi untuk pecah. Pecahnya kista dapat menyebabkan pembuluh darah menjadi rusak dan menimbulkan terjadinya perdarahan yang dapat berakibat fatal.
3.         Kista dapat memicu kanker ovarium
B.       Saran
Adapun saran-saran yang penulis dapat sampaikan :
1.         Kista dapat dicegah dengan pola hidup yang sehat seperti pola makan yang teratur serta berolahraga yang tertur
2.         Wanita sebaiknya mengetahui tentang penyakit kista dengan dengan cara menggali informasi lewat berbagai media agar dapat mengetaui dengan jelas penyebab dan dmpak dari kista itu sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar